Minggu, 07 Oktober 2012

Prinsip - prinsip Investasi


Pada tulisan blog saya kali ini,, saya akan membahas tentang “ Prinsip – prinsip Investasi (Investment Principles)”. Tapi sebelumnya apa itu investasi??? Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal yang merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Jadi, investasi adalah sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam - penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang - barang modal dan perlengkapan - perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa - jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Investasi memiliki tujuan awal dalam perencanaan keuangan misalnya menabung dan akumulasi dana hari tua atau dana pendidikan. Selain itu, investasi juga memiliki risiko. Risiko investasi dapat di definisikan sebagai suatu kemungkinan dimana hasil investasi yang sebenarnya (actual return), tidak sama dengan yang diharapkan.
Tipe – tipe risiko dibagi menjadi 2, yaitu :
  • Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko yang tidak bisa didiversifikasi (non diversifiable risk) adalah risiko yang dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti perubahan ekonomi, politik, sosiologi, perang, inflasi, dan kejadian – kejadian internasional yang mana tingkat risiko tersebut tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi portofolio.
  • Risiko non sistematik (unsystematic risk) atau risiko yang bisa didiversifikasi (diversifiable risk). Faktor pembentukan risiko ini adalah kapasitas management, mogok tenaga kerja, kecenderungan konsumen (consumer preferences).
Likuiditas (liquidity) dan daya jual (marketability) memiliki perbedaan, yaitu : Aset likuid (liquid assets) bisa tidak mempunyai pasar (misalnya : kita tidak bisa menjual sebuah cek atau sebuah rekening tabungan – saving account). Sedangkan Daya jual (marketability) mengacu kepada kemampuan untuk menjual sebuah aset dengan cepat dalam suatu pasar yang telah siap tapi tidak ada garansi bahwa aset tersebut akan bisa di jual pada harga jual yang wajar (selling price).
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat toleransi risiko investor, adalah sebagai berikut :
  • Tujuan yang spesifik (specific goals),
  • Jangka waktu (time frame),
  • Pengetahuan tentang investasi (investment knowledge),
  • Kepribadian (personality),
  • Kondisi pasar terkini (current market conditions),
  • Kondisi keuangan terkini (current financial conditions),
  • Faktor umur (age), dan
  • Pendapat atas investasi (investment advise).
Hasil investasi (investment return) dapat berupa : Peningkatan atas modal (capital appreciation), investor menitikberatkan pada periode waktu tertentu (jangka pendek – kurang dari 1 sampai 3 tahun , jangka menengah – antara 3 sampai 7 tahun , dan jangka panjang – lebih dari 7 tahun) ; Pendapatan (income), investor menitikberatkan pada apresiasi atau pertumbuhan modal dan memilih pendapatan berjalan seperti dividen, bunga, pembayaran sewa ; Peningkatan modal dan pendapatan, investor menginginkan gabungan dari keduanya, seperti peningkatan modal sekaligus pendapatan.
Kita harus mengetahui Konsep lokasi aset dan diversifikasi. Dalam pendekatan alokasi aset memiliki 2 metode, yaitu :
  • Strategi alokasi aset, adalah metode alokasi yang berfokus pada jangkauan objektivitas yang panjang untuk menetapkan perpaduan berbagai macam jenis aset.
  • Alokasi aset taktis, adalah metode pendekatan yang menggunakan perkiraan arah pergerakan pasar untuk merubah komposisi aset dalam portofolio. Kita harus memperhatikan jenis – jenis korelasi portofolio (korelasi positif dan korelasi negatif) dan tingkat toleransi risiko yang di tanggung (rendah, menengah, dan tinggi).
            Selain itu, kita harus memahami metode analisa investasi. Pendekatan – pendekatannya ada 2 kelompok besar, yaitu :
  • Analisa teknis, harga pergerakan index atau benchmark, volume transaksi, indikator – indikator perhitungan statistik, pola – pola pergerakan harga yang terbentuk di masa lalu,
  • Analisa fundamental, mengevaluasi tingkat suku bunga, produksi nasional bruto, inflasi, tingkat pengangguran, cadangan barang dipasar, kondisi ekonomi makro dan mikro, dsb. Dari analisa fundamental ada dua pendekatan yaitu analisa atas-bawah & analisa bawah-atas.
Dan yang terakhir yang harus dipahami adalah Nilai Intristik. Nilai intrinsik adalah perkiraan nilai dasar satu sekuritas. Sebuah saham dikatakan penilaian rendah apabila nilai intristik dari saham tersebut lebih besar dari nilai atau harga pasar saham saat ini. Kondisi seperti ini memberikan prospek yang bagus untuk dibeli dan ditahan hingga harga pasar mendekati wajar atau harga dasar saham tersebut. Apabila nilai intristik lebih lebih rendah, disebut kondisi penilaian berlebih, cenderung akan mengalami tekanan jual dalam waktu dekat dimana pasar akan berusaha membawa harga pasar yang ada sekarang untuk mendekati harga wajar dari saham itu.

Referensi :
Modul1-Fundamental of Financial Planning.