Senin, 20 Desember 2010

Mind Mapping dan Manfaat Bagi mahasiswa STIE MCE

Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan pada akhir tahun 60-an telah muncul sebagai jawaban yang paling ampuh untuk menjawab tantangan pada Era Kecerdasan (The Age of Intelligence). Bahkan Bill Gates mengatakan bahwa Mind Map merupakan The Thinking Tool for 21st Century.
Pemetaan Pikiran (bahasa Inggris Mind Mapping) adalah yaitu suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris.
sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.


Sedemikian pentingnya, maka saat ini berbagai organisasi pendidikan termasuk STIE Malangkucecwara telah mengadopsi metode Mind Map sebagai Thinking Tool yang menggunakan semua kemampuan yang dimiliki oleh otak kiri dan otak kanan secara simultan – Whole Brain bagi seluruh siswanya mulai dari Pre-school hingga Kelas Eksekutif MBA.
Metode Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan ini juga telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap langkah organisasi. Mind Map yang mendasarkan pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu Radiant Thinking, Key Words dan Whole Brain memungkinkan seseorang berpikir secara free-flow, kritis dan kreatif sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam aktifitas dalam organisasi seperti : perencanaan (Planning), Note Taking/Making, pemecahan masalah (Problem Solving), Report Writing, curah-gagasan (Critical & Creative Thinking), Memorizing, presentasi (Presenting), and Revision.

Mind Map merupakan bentuk catatan yang bersifat grafikal yang memiliki struktur radian dimana dari sebuah pusat yang merupakan topik atau gagasan akan memancar berbagai informasi yang terkait ke segala arah dalam bentuk cabang-cabang utama yang disebut Basic Ordering Ideas – BOI. Di setiap cabang utama ada cabang-cabang yang merupakan sub-gagasan yang akan mengeksplorasi gagasan tersebut secara lebih mendalam. Pada setiap cabang terdapat pula sub-cabang yang secara terus menerus mengeksplorasi gagasan secara lebih mendalam lagi. Dengan demikian, Mind Map memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan mendalam yang tidak dimiliki oleh pencatatan linier.
Mind Map membantu kita untuk menghemat waktu dalam membuat catatan. Ini terjadi karena Mind Map hanya menggunakan kata-kata yang mengandung informasi yang diperlukan untuk memahami suatu teks (naskah). Kata-kata tersebut yang kemudian kita kenal sebagai Key Words yang terdiri dari kata benda (Noun) dan kata kerja (Verb) serta sesekali kata sifat (Adjective) dan kata keterangan (Adverb). Umumnya, dalam suatu teks (naskah) jumlah kata-kata kunci ini hanya sekitar 10 – 20% dari seluruh kata yang ada. Sisanya yang 80 – 90% hanya berfungsi sebagai kata-kata penghubung dan pelengkap untuk membentuk kalimat.
Pencatatan linier yang kita kenal hingga saat ini ternyata hanya terdiri dari kata dan angka. Ini sangat berbeda dengan Mind Map yang terdiri dari simbol, gambar, warna dan kode disamping kata dan angka karena Mind Map memanfaatkan kedua belah otak yaitu otak kiri dan otak kanan – Whole Brain Note. Dengan adanya berbagai fungsi dari kedua belah otak tersebut maka proses untuk mengingat (remembering) dan memanggil kembali (recalling) akan jauh lebih mudah.
Keunggulan Mind Map dibandingkan pencatatan linier inilah yang akan membantu mengaktifkan otak, fokus kepada pokok bahasan, menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberi gambaran keseluruhan yang jelas dan terperinci mengenai suatu pokok bahasan serta dapat pula untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang akan membantu kita mahasiswa STIE Malangkucecwara untuk mengalihkan suatu informasi dari ingatan jangka pendek (Short Term Memory) ke ingatan jangka panjang (Long Term Memory).
Keunggulan-keunggulan metode Mind Map tersebut telah dimanfaatkan oleh dunia pendidikan dalam membantu dosen – dosen STIE Malangkucecwara mempersiapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas. Manfaat tersebut antara lain :

• Menghemat waktu persiapan bahan pelajaran
• Memudahkan perbaikan bahan pelajaran
• Memudahkan pengorganisasian bahan pelajaran
• Menyelaraskan penjelasan bahan belajar dengan waktu yang tersedia
• Membantu pemahaman mahasiswa secara lebih mendalam
Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:
1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol
4. Gunakan huruf besar
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
Tony Buzan mengusulkan menggunakan struktur dasar Pemetaan Pikiran sebagai berikut :
Mulai dari tengah dengan gambar Tema, gunakan minimal 3 warna.
 Gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi diseluruh Peta Pikiran yang dibuat.
 Pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil .
 Tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri.
 Garis-garis itu saling dikaitkan, mulai dari tengah yaitu gambar Tema Utama. Garis bagian tengah tebal, organis, dan mengalir dari pusat keluar, menjulur seperti akar, atau pancaran cahaya.
 Buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata.
 Gunakan warna – kode rahasia sendiri di peta pikiran yang dibuat.
 Kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu, dan penampilan khas di Peta Pikiran yang dibuat. Jadi peta pikiran setiap orang tidak harus sama, meskipun tema yang dibahas sama.
 Gunakan kaidah asosiasi di peta pikiran yang dibuat.
 Biarkan peta pikiran itu jelas, menggunakan hirarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.